Assalamu'alaikum Wr.Wb
Entah kenapa cerita ini sepertinya terhenti untuk sejenak. Gomen. Gomen. Ane kan wanita karir, Gan. Dan gue nggak suka digelari dengan sebutan "Orang Yang Memulai Percakapan Tanpa Mau Mengakhirinya Meskipun Dia Tahu Dia Adalah Orang Macam Itu". Oke. Where were we?
Ah..
Still at my place.
Makan siang kelar dan saatnya buat gue untuk catch flight to Canada to buy a candy full of jar (?). Good, effort, bud! Thank you.. Oke, would you guys stop this amazingly ridiculous conversation? I would love to.. but, we can't.. Hahaha... Mereka semua kenyang dengan sup jagung cinta gue (?) dan kita ended up having chat together with Rani in it..
Dan tiba-tiba tanpa ada skenario belaka, bokap pulang bawa Zakky dan snack. Kaboom! Gue nentengin kresek Indomaret berisi Big Cola 3L dan snacks. Dan pada saat itulah, gue menyadari mata mereka pada kinclong melototin Big Cola di tangan gue. Kita akhirnya ngobrol, ngobrol, dan ngobrol cukup lama sampe snack abis total. Pembully-an tetap berlanjut. Dan korbannya selalu bergantian. Dari Rani, Huda, Gue, dan ke Rani lagi, dan gitu terus sampe Jennifer Lawrence main Hunger Games ke 76.
Oh ya. Cerita itu gue bawa lagi untuk kembali ditertawakan bersama. Cerita di mana gue dicampakkan oleh Kiki. Jadi...
Flashback
Siang itu, sepulang sekolah, gue dengan semangat jalan kaki dari sekolah ke depan Rumah Makan Sumber Hidup buat cegat angkutan umum biar bisa nyampe rumah dengan selamat sentosa penuh barokah dan sebungkus nasi padang (?). Dan FYI, pas itu gue belum sama sekali kenal dan deket dengan Kiki. Gue pun berjalan, berjalan, dan berjalan lalu jatuh dan tak bisa bangkit lagi. Setelah sampe di sana, gue menemukan Kiki lagi menunggu dan sepertinya bakal naik angkutan juga. And yeah.. the awkward moment.. gue nggak tahu harus ngomong apa dan ngapain. Gue bisa ngupil sambil manjat ATM sebelah dan masang tampang bego terus bilang, "Hai, Ki. What's up?" dan gue tahu, setelah itu gue bakal jadi buronan FBI. Gue pun memilih untuk matung dan berdoa lebih keras supaya angkutan umum C atau A jurusan kademangan bakal dateng dengan cepat secepat siput.
Gue juga sebenernya bukan tipe orang yang cocok naik angkutan umum. Kenapa? Angkutan umum di Indonesia sangat nggak mendukung orang-orang seperti gue. Kayak apaan, hah? Orang dengan volume suara yang sangat kecil merupakan orang yang paling apes kalau naik angkutan umum. Di Indonesia, kalau mau stop atau bilang berhenti, kita kudu bilang dan treak biar abang supir kedengaran. "Bang, gotong royong!" atau "Bang, kiri, Bang!" atau "Bang, buruan dong! Pengen boker neh!" dan lu bakal langsung dimakamkan di angkutan itu juga. Selamat. Oh ya, for the record, jurusan angkutan umum kita sama.
Akhirnya, dia datang. Dan gue pun dengan semangat 45 masuk dan naik lalu duduk cantik di pojokan belakang. Yeah, stupid choice. And I didn't even know how to stop this damn car. Gue awalnya santai dan berharap gue bisa treak sekenceng mungkin biar abang supir denger suara Kak Syahrini.
Kita pun berangkat. Melewati gunung, lembah, padang pasir, dan boneka salju, lalu menuju padang rumput dan isi bensin buat ke Paris beli obat cacing 1000 dapet 3.
Angkutannya belok ke kiri ngelewatin jalan Cokroaminoto dan tujuan pemberhentian gue semakin dekat. Gue bakal berhenti dan treak, "Bang, Indomaret Cokro!". Tapi ternyata Tuhan berkata lain, bung.. Darn!
Skenario ini udah gue perkirakan jauh sebelum Abraham Linclon jadi buyut. Dan gue pun melakukan treak-an pertama dan hasilnya nggak begitu bagus. "Bang, Indo.." dan mobilnya tetep jalan aja terus. Gue kept calming down dan bakal treak lagi buat berhenti di gang 6 Gubernur Suryo aja. Yak, "Bang, gang en..." dan sekali lagi, mobilnya tetep lurus aja. Dan satu kata yang berhasil keluar dari mulut gue pertama kali saat itu adalah, "Mampus,". Gue nggak tahu harus gimana, karena gue akhirnya berkelana dan nggak turun-turun. Andai aja gue bawa toa, pasti tuh abang langsung ke THT deh.
Dan rencana C gue adalah untuk ikut turun pas Kiki turun dan gue mau sok sotoy dan sok kenal buat minjem handphonenya dan nelpon orang tua gue buat jemput gue. Nggak disangka banget, rumah Kiki jauh banget. Dan akhirnya Kiki pun turun. Gue tanpa pikir panjang juga ikut turun dan bayar ongkos angkutan dengan memegang harapan bahwa Kiki tahu gue akhirnya nyasar gara-gara suara kecil yang nggak bisa berhentiin angkutan umum. Malu banget, asem!
Setelah turun, gue pun menghampiri Kiki dan reaksi dia pas itu aneh banget. Kayak "Nih anak ngapain buntutin gue sampe sini? Jangan-jangan, gue mau dibegal? Mampus. Duh, tolongin gue dong. Gue nggak mau dibegal sama nih anak manusia." Dan kalimat oon pertema gue adalah, "Nih kalau mau balik lagi naik angkutan apaan ye?" dan dia jawab dengan logika yang matang dan mantap, "Naik angkutan yang sama tapi dari arah berlawanan. ". Gue dalam hati, "Bodo! Ngapain gue tanya begituan!", gue mendadak bego akibat nyasar sampe Kademangan. Dan yang paling menyenangkan adalah, PERCAKAPAN KITA BERAKHIR SAMPE DI SITU DOANG. Gue kira Kiki bakal ngerti dan minjemin handphonenya buat gue. Gue pun matung di sana dan ngeliat Kiki jalan memasuki gang perumahan menjauh pergi dari gue meninggalkan gue di sana sebatang kara (?)
Dan gue. Gue akhirnya memilih untuk menunggu angkutan umum A atau C dari arah berlawanan. Gue menunggu, menunggu, dan menunggu hingga terjatuh dan tak bisa bangkit kembali.. -____________________-
15 menit lebih gue nunggu, dan nggak ada satupun angkutan A atau C yang lewat. Damn it! Gue nggak tahu daerah itu dan gue nggak hafal jalan baliknya. Mana mungkin gue hafal? Gue cukup sibuk ngeliatin penumpang-penumpang aneh dari cewek-cewek SMP labil yang ngomongin gebetan sampe mbah-mbah yang bawa dagangan. Cukup sibuk dengan itu sampe nggak peduli jalan.
Akhirnya, gue pun jalan dan jalan dan jalan entah ke mana. Gue pengen nangis dan langsung mau mati aja di sana. Gue nggak tahu harus ngapain lagi. Gue cari becak, nggak ada satupun becak yang lewat.
Gue berjalan udah lebih dari 5 menit. Dan gue nyampe di titik gue merasa udah putus asa banget dan nggak pengen jalan lagi.
Dan kemudian, gue mendengar bunyi mesin diesel dari arah belakang. Gue pun menoleh dan OH MY GOD! Gue melihat becak motor jalan dari arah belakang gue dan gue langsung melambaikan tangan buat bisa naik. Alhamdulillah banget. Itu udah kayak mukjizat buat gue.
Gue pun sampe rumah dengan selamat dan nggak bakal berani untuk duduk di pojokan belakang angkutan umum. Gue udah janji sama diri gue sendiri. Dan gue tahu gue bakal menepati janji itu selama Obama rambutnya tetep ada ubannya.
Flashback ends.
Dan gue pun menceritakan bagaimana kecewanya gue terhadap perilaku dingin Kiki. Tapi, itu sepenuhnya salah gue. Gue bercanda, Ki.. Yah, gue emang salah banget waktu itu. Entah kenapa gue bisa jadi sebego itu. Emang lu bego. Ya, lu bego. Shut up you, two!
Selepas gue cerita itu, semua pada ngetawain dan ngehina gue. Thank you, ladies and gentlemen!
Banyak banget hal-hal kecil yang kita bawa ke obrolan kita siang itu. Dan kita sama-sama menertawakan kebodohan yang sengaja diperbuat maupun nggak sengaja kejadian..
Semua udah kenyang, udah puas ngobrol, dan mereka akhirnya pulang.
Gue senennnggggg banget hari itu. Entahlah. Speechless banget deh.
Dan hari itu pun, kita resmi jadi Lima Sekawan Bukan Anjing.
Gue bersyukur banget bisa dipertemukan dengan mereka semua, orang-orang hebat dalam hidup gue. Terima kasih, Tuhan. Allah knows the best! Arigatou.
-END-
LOL parahhh. Btw maafin adikmu yg durhaka ini atas kepolosan dan kedinginan saya untuk tidak menolongmu waktu itu 😂😂
ReplyDelete