Assalamu'alaikum Wr.Wb
Ini lanjutannya..
Happy reading!
Ini lanjutannya..
Happy reading!
Hari itu, hari di mana kami sekeluarga baru
saja melakukan pindah rumah. Lagi. Bapak
ditugasi untuk mengajar di Universitas lain. Kami harus mengatur ulang
semuanya. Alhasil, sekolahku pun jadi korban. Belum lama aku beradaptasi dan
memiliki 1 orang yang paling kupercaya dan mengucap kata, “Halo.”, aku sudah
harus mengucapkan kata, “Selamat tinggal, teman”. Keadaan ini membuatku
berpikir untuk selalu terikat lebih dulu dan lebih cepat pada lingkungan baru,
agar aku tidak menyesal seperti saat aku tidak memiliki seorang teman sama
sekali. Emak bilang, aku orang individual. Bipolar
Disorder. Emak bilang, aku agak mirip orang yang berkepribadian ganda. Kata-kata
Emak itu melayang-layang di dalam pikiran kosongku, mengarungi samudera yang
sudah lama kering. Terlalu ambisius dan bersemangat, tak tidur untuk seharian
penuh, dan merasa malu pada diri sendiri, dan aku pernah tak henti-hentinya
menangis sampai Emak memelukku.
Beberapa hari setelah aku sadar
betapa hinanya diriku saat itu, aku malu. Rasa malu telah membuat diri kita menjadi
pribadi yang lebih baik. Setidaknya itu yang dapat kuingat. Bapak dan Emak
mendaftarkan dan memasukkanku ke sekolah yang baru. Dengan modal nilai yang
kumiliki, senyum Emak dan uang Bapak, aku dengan mudah masuk ke dalam lingkungan baru.
Aku benci hari pertama sekolah. Selebar apapun
senyumku pada Bapak dan Emak, hatiku menjerit. Tepat pukul 06.10 WIB, aku turun
dari mobil sedan dan melambaikan tangan sembari hati berkata, “Pak, jangan
pergi!”. Bapak janji, kali ini adalah pindah untuk yang terakhir kalinya. Kupegang janji itu dan masuk ke kelas yang
sudah ditentukan. Orang-orang yang sangat asing buatku mulai berbisik dan bergosip
tentang makhluk asing baru di kelas mereka. Telinga, mulut, mata dan badanku
sudah biasa menerima respon tajam itu. Pelajaran pertama diisi oleh Bu Teguh. Ditentengnya
buku diktat Bahasa Indonesia. Kebetulan, Bu Teguh adalah kenalan Bapak. Seperti
biasa, aku memperkenalkan diri sebagai makhluk asing baru. Reaksi orang-orang
di hadapanku sudah dapat ditebak. Melongo, kaget, dan menahan tawa. Tak lama, senyum palsu
kulontarkan sebagai bentuk respon buat mereka.
-bersambung....
PS : do really wish that we have the same prespective.
NB : ba.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
No comments:
Post a Comment