Assalamu'alaikum Wr. Wb
Ini CerBung.
Happy reading!!
Ini CerBung.
Happy reading!!
Aku,
Gama. Gama Karmelia. Penghuni perempuan satu-satunya di tempat yang pelajar
sekolah dasar kenal dapat melindungi diri dari panas matahari, hujan serta ancaman
hewan buas. Gelar ratu termulia di antara lelaki perkasa, yang biasa kusebut
Abang dan Bapak –kusandang sejak Emak dan Delta tiada. Baru 7 bulan, 5 minggu,
12 hari kami ditinggalnya. Pergi ke dunia lain, menari bersama para arwah tak
bertuan. Mengawasi kami kapanpun Emak mau, pun kelinciku Delta yang belum
berumur jagung.
Orang
bilang, di umurku yang sudah bisa mendaftar untuk pembuatan KTP ini, seharusnya
sudah menggandeng seseorang. Kata-kata bijak mereka yang di telingaku terdengar
seperti sekantong hinaan membuatku menggandeng Tanya, sohib Bang Alfa. Alfa, abang
tertuaku. Mengeluh setiap malam lantaran tak kunjung mendapat pasangan hidup. Aku
hanya menepuk pundaknya sembari berkata “Tunggulah sebentar”, tak tahan rasanya
melihat mukanya yang kusut. Bulan depan, tepat bulan Mei, adalah bulan bahagia
buatnya. Ucapan selamat dari sohibnya, bingkisan biru muda dari Bang Beta
–abangku yang lain, dan bonus uang saku dari Bapak. Rumah kami penuh dengan
senyumnya yang membeludak, mengisi ruang kosong. Mengubah segalanya yang semula
hitam kelam jadi merah muda merona. Bang Alfa adalah satu-satunya orang yang
sangat peduli terhadap hari di mana kita pertama kali terjun ke alam baru, alam
dunia. Berulang kali Bang Alfa menasehatiku tentang pentingnya hari itu dan rasa
bersyukur kita terhadap makhluk yang bernama Emak. Kultum yang aku dapat plus
air liurnya yang terkadang mampir ke kemejaku, berhasil buat Bang Alfa bungkam dengan
kata “Tua!” lantaran aku terjangkit virus bosan. Aku tahu dia bermaksud baik.
Hanya satu yang kuharapkan darinya, kapan dia sadar kalau Tanya adalah pasangan
hidupnya?
Sejak
Emak pergi, tak pernah kulihat Bapak seperti bayi kehilangan dotnya. Bapak
sangat tegar. Walaupun dulu Bapak dikelilingi banyak wanita yang umurnya 8
tahun di atasku, Bapak selalu berkata bahwa Emak adalah cintanya. Kafe yang di
bangun tepat 3 tahun setelah pernikahan Emak dan Bapak, jadi agak sepi sejak
senyum Emak tak lagi menempel pada setiap ujung meja pengunjung. Emak adalah
orang yang terkenal ramah dan murah senyum. Sekarang, kafe itu milik Bang Beta. Dia yang
mengurus semuanya sembari melanjutkan kuliahnya. Bang Beta biasa berangkat ke
kampus bersama Bapak yang selalu membawa buku sastra untuk dipelajari bersama
murid-muridnya.
Semua
orang sibuk dengan masalahnya sendiri. Bapak yang sibuk dengan murid khususnya yang
akan dikirim ke Jerman untuk lomba menulis artikel. Bang Alfa yang bingung
sendiri sembari berkomat-kamit dengan wajah melas, “Di mana jodohku?”. Namun,
Kak Tanya hanya tertawa kecil melihat tingkah laku absurd sohibnya itu. Kafe
dan skripsi membuat Bang Beta jarang bermain Scrable denganku. Dan aku. Aku sibuk dengan ikan peninggalan
bersejarah dari sahabat penaku, Loreng di Sulawesi. Sesekali, aku memberinya
hiburan musik klasik. Vivaldi Winter mvt
1 Allegro non molto, 3 kali seminggu menjadi hiburan wajib bagi kami.
Menjadi
dosen senior tidak segampang yang aku kira, dibalik raut wajah Bapak yang
setiap pulang kerja tak pernah kusut, berhasil membuat kami sukses pindah rumah
2 kali dalam setahun. Bapak terkenal pandai dalam hal Sastra.
“Aku
bukan siapa-siapa bagimu... Oh.. Kasih.. Siapa gerangan aku? Kasih....”,
kembali alarm Bang Beta berhasil membuatku bangun dan menjitak jidatnya.
Walaupun kamar kami dipisahkan oleh tembok bata, lagu pengingat alarm itu bagai
suara 8 semi laki-laki. Kulipat kembali selimut yang menemaniku sepanjang malam
melawan dingin. Kurapikan semua yang pernah kujajah. Dan turun ke bawah melewati
daerah kekuasaan Bang Alfa. Aku, Bang Alfa dan Bang Beta tidur di lantai yang
sama. Sedang Bapak dan Emak, memilih lantai pertama untuk dijadikan kerajaan
mereka berdua.
Aku kembali teringat, menjelajahi
masa laluku. Kembali membuka lembar usang yang telah lama kusimpan rapat-rapat
dalam kotak musang besi. Lembar demi lembar kususun kembali dan menemukan
sesuatu yang pantas untuk dihina dan ditertawakan.
-bersambung...
PS : since i know it was you. i become happier than before.
NB : ba.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
No comments:
Post a Comment