Assalamu'alaikum Wr.Wb
This is based on true story. Her love-life.
Halida is my sister whom I respect a lot, admire, and adore. She is in Bintaro, Tangerang now for her study. And apparently she's having a CABUL (Capacity Building, it's like MOS in High School) in Bandung. Wish her luck. Arigatou :].
Enjoy.
Langit Desember
Tanpa kau sadari, Desember telah melampaui separuh perjalanannya. Hari-hari kampusmu yang melelahkan akan segera digantikan dengan tidur santai, makanan bergizi, dan suara adik-adikmu di kampung halaman. Hari itu adalah hari terakhir sebelum libur tiba. Pagi itu, kau mengenakan pakaian kuliahmu. Kau mendekati cermin dan melihat pantulan kalender. Dunia berhenti berputar. Kau menyadari sesuatu. Kau baru saja paham bahwa libur akan mengurangi jatahmu. Jatah window-shoppingmu.
Hei Desember, bisakah kau membeku?
***
Hari itu kau rasa berlalu terlalu cepat. Delapan sks terasa seperti berabad-abad di hari normal. Tapi tidak hari itu. Hari itu berbeda.
Kau merutuki diri sendiri. Tentang bagaimana dirimu bisa menjadi begitu bodoh dan baru menyadari hal penting. Kau tidak siap dicekik rindu. Kau tahu mungkin orang lain akan menganggap kegundahanmu konyol, karena toh pada akhirnya kau akan bisa melihat sosoknya setelah liburan usai dan hari-hari kampus dimulai lagi tahun depan. Tetapi itu tidak konyol. Liburan benar-benar membuatmu gelisah. Saat window-shopping, kau jatuh cinta seperti bocah kecil, sebab perasaanmu tidak sedikitpun dicampuri hasrat untuk memiliki. Dan bagi bocah kecil, seminggu terasa seperti setahun. Dan 3 minggu akan terasa seperti selama-lamanya. Kau bahkan tidak akan sanggup mengatakan “selamat liburan, sampai jumpa tahun depan,” padanya. Akan terasa salah. Mencintai dengan window-shopping adalah seni mengagumi jarak jauh. Perasaanmu harus disembunyikan dan diasingkan, bahkan dari hatimu sendiri. Rumit memang, tapi begitulah adanya.
No comments:
Post a Comment