Assalamu'alaikum Wr.Wb
This is based on true story. Her love-life.
Halida is my sister whom I respect a lot, admire, and adore. She is in Bintaro, Tangerang now for her study. And apparently she's having a CABUL (Capacity Building, it's like MOS in High School) in Bandung. Wish her luck. Arigatou :].
Enjoy.
Langit Desember
Window-shopping sama sekali tidak buruk, bukan?
Window-shopping. Haha. Lyle—teman chat favoritmu—adalah orang pertama yang memberitahumu istilah yang tepat menggambarkan perasaanmu. Suatu hari, kau memberitahu Lyle tentang perihal kasmaranmu. Dan Lyle memberimu nasihat untuk mengungkapkan perasaanmu padanya dan menjadikannya milikmu. Tapi bukan itu yang kau mau. Kau tidak yakin dia melihatmu seperti caramu melihatnya. Lagipula kau pun paham betapa mengerikan hubungan teman-temanmu yang tadinya saling menyukai, lalu berpacaran, dan putus dengan dramatis, yang kemudian melibatkan proses move on yang sangat memakan waktu. Logika sederhana: memiliki berarti siap kehilangan, dan kehilangan menimbulkan rasa sakit. Kau benci rasa sakit dan mungkin karena itulah kau ingin mengurung perasaanmu. Kemudian Lyle berkata, “I see. You’re just window-shopping!” Mulanya kau tidak paham maksud cewek Los Angeles yang kadang agak sinting itu. Kemudian kau menyadarinya perlahan-lahan.
Layaknya window-shoppers, kau hanya ingin menatap sosoknya dari balik jendela kaca, mengaguminya dengan intensitas luar biasa, lalu berjalan pergi tanpa membelinya. Permasalahannya, kau belum ingin berjalan pergi. Kau masih terpaku di tempat oleh semacam urgensi, jenis urgensi yang membuat laron terbang mendekati sumber cahaya.
***
No comments:
Post a Comment