Assalamu'alaikum Wr.Wb
Hello, guys.
Still Tuesday, 3rd June.
Saat itu Scemathics dikejar deadline pengumpulan soal Olimpiade SMS yang diselenggarakan tanggal 10th June. Semuanya panik dan alhamdulillah kita masih sempat nggelar pengajian Jum'at. Semua anggota keluarga masing-masing bidang dikebut. Dan saat itu juga, sekolah gue lagi ngadain bimbingan untuk masuk SMA. Bimbingan ini udah berjalan dari hari Jum'at tanggal 30th May.
Karena soal IPS belum jadi, gue pun membolos untuk ikut bimbingan masuk SMA. -_- #gokil. Keluarga IPS dibagi jadi dua tim pembuat dan penanggung jawab soal. Gue dan Firda menyusun soal olimpiade untuk kelas 7 dan Mahbub, Kiki, dan Huda menyusun untuk kelas 8. Dan untuk menyelesaikan sisa soal, gue pun pada hari itu ke rumah Firda yang ada di Leces, Kab. Probolinggo.
Malam itulah, malam di mana Firda tiba-tiba sms gue dan nyuruh gue Online di FB. Gue merasa bahwa dia saat itu panik setengah marah. Kenapa? Karena di group FB Scemathics, Dandik (selaku ketua olimpiade), ngumumin batas pengumpulan soal untuk seluruh kategori mapel. Dan dia nulis caption di bawah pengumuman itu "Kita ndak butuh arek pinter. Kita butuh arek bertanggung jawab". Dengan kalimat yang begitu singkat namun sakitnya di sini, gue juga ikut panik setengah kebelet. Dan kebelet gue diketahui secara langsung oleh Firda sehingga gue pun akhirnya berangkat ke rumah Firda besok pagi jam 8.
Wednesday, 4th June.
Pagi itu pagi yang normal untuk cewek SMP seusia gue yang kerjaannya cari kurmang di tepi hutan. Pagi yang hikmat dan nggak lengkap kalau lo belum nyoba kukurinbima energi mak nyus. Hari itu ayah gue lagi tugas di Surabaya. Dan kebetulan sepeda motor jadi nganggur satu. Dan gue masih belum mengaku kalau bakalan bolos. Mama gue menganggap gue bakalan masuk sekolah jam 11.00 WIB untuk ikut bimbingan masuk SMA.
Setelah mama gue dan Zakky berangkat sekolah, dan Zakka dengan sepedanya, gue pun mengunci pintu rumah untuk melakukan operasi besar-besaran. Komputer pun menyala dengan baik dan benar sesuai prosedur keselamatan kerja dan gue duduk di atas kursi kayu plituran dengan jarak 75 cm sisi miring dari monitor. Gue pun surfing selama kurang lebih 1 jam 35 menit. Setelah itu gue mulai merasa bahwa gue perlu secepatnya untuk mandi. Bukan karena gue bau atau apa. Tapi rupanya gue ditelepon keamanan setempat karena telah menjatuhkan beberapa korban.
Setelah wangi, gue telah siap untuk pergi ke rumah Firda. Gue menimbang dan menimbang. Haruskah gue naik angkot dan 15 menit kemudian dijemput Firda di Jorongan? atau gue bisa pergi ke sana sendiri tanpa bantuan orang lain. Sepeda juga manusia. Oke, fine. Dan gue memantapkan hati gue untuk mengendarai kuda bersama pak sopir. #absurdo. Sepeda motor butut mama gue kendarai dan nyatanya sepeda itu berhasil membawa gue ke sepanjang jalan menuju Leces.
Melewati lampu merah perempatan pertama, hati gue bungah. Lampu merah pertigaan pertama, hati gue gundah lantaran susah kentut. Lampu merah pertigaan kedua gue kedutan. Lampu merah pertigaan ketiga, Randu Pangger, gue ngejit lantaran kaki gue kelindes badan truck. Tapi ternyata tidak, bung.. -_- Gue pun sampai dengan selamat. Alhamdulillah.
Saat-saat paling rindu adalah ketika gue melewati perbatasan wilayah kota/kabupaten. Senengnya tuh di sini!! (nunjuk rambut) Hahaha.. Seolah gue jadi visioner sejenak, gue sedikit lagi bisa nyampe Lumajang dengan sepeda motor butut Honba andalan bersama.. Dan saat-saat paling jengkel adalah ketika lo tepat nggak lebih dari 3 meter dari belakang knalpot monster truck. Sakitnya tuh di sini!! (nunjuk telinga).
Kami berdua pun mulai mengerjakan dengan teratur, baik dan benar sesuai anjuran dokter. Dan ternyata kami berhasil membuat soal dengan sukses. Nggak lebih karena bantuan dari tangan gue, otak Firda, laptop Firda, Kasur Firda, Kamar Firda, dan Firda. Semuanya well going.. Thanks, Firda..
-next
Wednesday, 4th June.
Pagi itu pagi yang normal untuk cewek SMP seusia gue yang kerjaannya cari kurmang di tepi hutan. Pagi yang hikmat dan nggak lengkap kalau lo belum nyoba kukurinbima energi mak nyus. Hari itu ayah gue lagi tugas di Surabaya. Dan kebetulan sepeda motor jadi nganggur satu. Dan gue masih belum mengaku kalau bakalan bolos. Mama gue menganggap gue bakalan masuk sekolah jam 11.00 WIB untuk ikut bimbingan masuk SMA.
Setelah mama gue dan Zakky berangkat sekolah, dan Zakka dengan sepedanya, gue pun mengunci pintu rumah untuk melakukan operasi besar-besaran. Komputer pun menyala dengan baik dan benar sesuai prosedur keselamatan kerja dan gue duduk di atas kursi kayu plituran dengan jarak 75 cm sisi miring dari monitor. Gue pun surfing selama kurang lebih 1 jam 35 menit. Setelah itu gue mulai merasa bahwa gue perlu secepatnya untuk mandi. Bukan karena gue bau atau apa. Tapi rupanya gue ditelepon keamanan setempat karena telah menjatuhkan beberapa korban.
Setelah wangi, gue telah siap untuk pergi ke rumah Firda. Gue menimbang dan menimbang. Haruskah gue naik angkot dan 15 menit kemudian dijemput Firda di Jorongan? atau gue bisa pergi ke sana sendiri tanpa bantuan orang lain. Sepeda juga manusia. Oke, fine. Dan gue memantapkan hati gue untuk mengendarai kuda bersama pak sopir. #absurdo. Sepeda motor butut mama gue kendarai dan nyatanya sepeda itu berhasil membawa gue ke sepanjang jalan menuju Leces.
Melewati lampu merah perempatan pertama, hati gue bungah. Lampu merah pertigaan pertama, hati gue gundah lantaran susah kentut. Lampu merah pertigaan kedua gue kedutan. Lampu merah pertigaan ketiga, Randu Pangger, gue ngejit lantaran kaki gue kelindes badan truck. Tapi ternyata tidak, bung.. -_- Gue pun sampai dengan selamat. Alhamdulillah.
Saat-saat paling rindu adalah ketika gue melewati perbatasan wilayah kota/kabupaten. Senengnya tuh di sini!! (nunjuk rambut) Hahaha.. Seolah gue jadi visioner sejenak, gue sedikit lagi bisa nyampe Lumajang dengan sepeda motor butut Honba andalan bersama.. Dan saat-saat paling jengkel adalah ketika lo tepat nggak lebih dari 3 meter dari belakang knalpot monster truck. Sakitnya tuh di sini!! (nunjuk telinga).
Kami berdua pun mulai mengerjakan dengan teratur, baik dan benar sesuai anjuran dokter. Dan ternyata kami berhasil membuat soal dengan sukses. Nggak lebih karena bantuan dari tangan gue, otak Firda, laptop Firda, Kasur Firda, Kamar Firda, dan Firda. Semuanya well going.. Thanks, Firda..
-next
No comments:
Post a Comment