13.6.14

Lahirnya Lima Sekawan Bukan Anjing #3

Assalamu'alaikum Wr.Wb


Still Wednesday, 4th June.

Hari itu gue puasa. Tentu aja buat nyaur utang. :v #gokil. 

Kita udah selesai buat soal dan menggandakan kunci jawabannya. Saat itu sekitar jam 12.30 WIB kita berangkat dengan sepeda motor So-ul punya Firda (buat menggandakan kunci jawaban babak penyisihan, semifinal, dan final rally) dan wuennngg~ Kita nabrak kereta kelinci dengan oon-nya. 

Tepat jam 13.00 WIB, gue pun (telah direncanakan sebelumnya. sekitar 10 menit sebelum jam 13.00 WIB) nganter Firda ke Taruna untuk lihat pengumuman lulusnya para peserta didik baru di SMA Taruna. Ok, FIX! Dan gue pun nggak bisa nunggu lantaran juga belum sholat. Sesampainya di Taruna, gue dan Firda ketemu Dewi Aditya dan akhirnya kita ngobrol-ngobrol sebentar dan gue juga melepas lelah sedikit. Sekitar kurang dari lima menit, gue pun balik pulang ke rumah dan MENINGGALkan mereka berdua untuk milih kolor 10.000/3. Dan bremmmm~ 

Gue pun sampai di rumah dengan hidung masih 1, mata masih 1 (pasang), mulut masih 1, dan jempol tangan kanan gue hilang. Setelah gue selidiki, ternyata keselempit di antara jari-jari tangan kanan gue. Gue selamat sampai tujuan. Mama gue sengaja mesen tumpeng dan kita nggelar yasinan. Sumpah, ini cuma gosip.

Gue pun nganggur dan leha-leha (bermalas-malasan) di kasir. Eh, kasur. Dan akhirnya gue nggak tahan lalu pergi ke depan komputer dan duduk di atas kursi dengan jarak 76 cm sisi miring dari badan monitor. Untuk kemudian nge-net dan Online. Produktif banget, kan? Gokil, bro.

Facebook gue ketik di address bar dan gue mulai surfing di tab lain. Dan yak! Gue ketemu Firda lagi. Dia lagi Online. Alhasil, gue pun ngabuburit bareng Firda. Dan, yak! Firda lulus di SMATaruna!! Klik ini! Waktu masih di rumah Firda, dia bilang kalau dia keterima di Taruna, dia nggak bakalan datang ke sekolah besok (Jum'atnya). 

Dandik kembali nulis pengumuman di group Scemathics Facebook dan bilang kalau besok semua soal sudah harus ada di tangannya. Gue ngejit setengah kebelet. Untuk keluarga IPS, soal babak penyisihan, semifinal, dan final rally udah complete. Kita cuma kurang untuk buat soal final Cerdas Cermat untuk kelas 7 dan 8. Hal inilah yang menjadi alasan untuk ngadain kerja kelompok di rumah gue besok. 

Apa? Besok?? Duh, gue sebenernya ingin sekali. Dalam hati sanubari paling dalam untuk membolos sekali lagi bimbingan masuk SMA. Tapi, hari Jum'at sekolah ngadain Try Out untuk masuk SMA. Dan itu greget banget. Soal yang hari ini dibuat di rumah Firda, ada di Firda dan itu semua harus ada di tangan Dandik. Soal cerdas cermat yang belum selesai, try out yang menanti, kebohongan yang gue simpan dari orang tua, dan keinginan gue untuk membolos, buat kepala gue serasa berat dan leher serasa nggak sanggup untuk menyangganya dengan baik lagi. 

Malamnya, Firda nyuruh gue Online lagi lantaran kita mencoba untuk menghemat pulsa HP tercintrong. Dan kita pun akhirnya menghasilkan suatu keputusan kotak. Keputusan itu isinya : Firda dan Huda bakal ke rumah gue untuk nganter soal (yang ada di Firda) pagi-pagi jam 7 besok. Mereka bakal pake seragam sekolah, tapi nggak ke sekolah lantaran dua-duanya pada nggak mau ikut try out (karena mereka juga udah pada diterima di SMA. Huda di Man 3 Malang dan Firda di SMA Taruna). Try out dimulai jam 7. Gue masih punya waktu untuk nunggu mereka. Dan, selagi gue ke sekolah untuk try out, mereka berdua bakalan buat soal cerdas cermatnya di rumah gue. Jadi mereka gue tinggal (untung ada ayah gue). Sebenernya sih, kita berencana untuk kerja kelompok seusai gue pulang dari sekolah. Jadi entar, gue bakal bawa Mahbub dan Kiki ke rumah. Tapi, karena Huda dan Firda juga nganggur selagi ditinggal gue, ya udah. 

Friday, 5th June.

Telat. Gue sampai sekolah telat. Bahkan lebih telat daripada si Rani. Bingung dan gelisah. Perasaan itu berkecamuk di dada gue. Gue pun pergi ke kantor untuk tanya apa try out sudah dimulai atau belum. Dan gue tanya ruangan gue di mana. Gurunya bilang kalau ruangan atas (ruang untuk try out) udah penuh, dan terpaksa gue dikirim ke lab dan gabung dengan teman-teman sisa buangan dari ruang atas. Gue menjadi satu-satunya siswi hawa di sana. Gue duduk di pojok kanan bagian utara. Dan di belakang gue berisiknya minta ampun. Para penyamun itu berisik sekali, bung. 

Setelah selesai try out, gue nunggu Firda dan Huda untuk nganter soal cerdas cermat 7 dan 8. Mereka berdua sungkan masuk (ke sekolah) karena pada nggak ikut try out. Gue pun janjian untuk bertemu di Tiki. Dan Rani bersedia menemani gue. Nunggu agak lama dan akhirnya kita berhasil bertemu. First impression was, ya ampun, mereka berdua itu kayak ibu dan anak atau nggak bapak dengan anak putrinya. Sumpah. Dengan Firda pake jaket PJB dan struktur badannya yang besar, dia membonceng Huda layaknya berniat untuk nganterin anaknya ke SMP (atau TK? Kenapa? Karena Huda itu pendek. Yang jelas lebih pendek dari seekor jerapah berumur 2 tahun)

Serah terima soal cerdas cermat beres. Dan akhirnya kerja kelompok ke rumah gue batal. Padahal pagi harinya gue dan mama udah masakin buat temen-temen. Dan itu enak banget. Toh, akhirnya kita tidak butuh banyak mulut untuk diberi makan.. Hahaha.. 

Dan gue merayu Firda untuk mau datang ke sekolah siang itu dan nyuruh dia untuk menitipkan sepeda motornya di rumah Dani. 

-next-

No comments:

Post a Comment